PESAN UNTUK UMAT NABI MUHAMMAD ﷺ
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Assalamu’alaikum.
Pada bulan April 2015, Muhammad Qasim melihat sebuah mimpi. Dalam mimpi ini nabi Muhammad ﷺ berbicara padaku lewat sebuah perangkat yang mirip dengan telepon. Dari suaranya nampaknya dia sudah sangat penat dan lelah.
Dia berkata, “Qasim aku telah memanggil banyak orang tapi tidak ada yang mendengarkanku. Sekarang aku sangat lelah dan aku tidak memiliki kekuatan lagi.”
Aku berkata, “katakan apa yang harus aku lakukan, aku di sini untuk Anda.”
Dia berkata, “Qasim, aku ingin bertemu denganmu. Ada suatu pekerjaan yang sangat penting. Dapatkah kamu datang ke tempatku?”
Aku bilang, “aku harus membuat paspor dan mendapatkan visa terlebih dahulu.” Dia berkata, “oke tapi tolong lakukan ini dengan cepat.”
Aku pergi ke suatu agen perjalanan dan mereka berkata bahwa itu akan memakan waktu tiga sampai empat bulan. Aku memanggil kembali Nabi Muhammad ﷺ dan berkata padanya tentang
waktunya. Dia menjadi sedih dan berkata, “kamu tetaplah di sana. Aku yang akan datang padamu.”
waktunya. Dia menjadi sedih dan berkata, “kamu tetaplah di sana. Aku yang akan datang padamu.”
Aku bersikeras “jika Anda dapat menunggu, aku akan datang sendiri. Anda sudah sangat tua dan lelah. Dan Anda seharusnya tidak pergi sejauh itu.” Dia berkata, “tidak anakku, pekerjaan ini sangat penting dan tidak boleh ditunda.”
Aku pun berkata, “semoga Allah ﷻ memudahkan (perjalanan) Anda.” Kemudian aku berdoa kepada Allah ﷻ untuk memudahkan orang yang aku cintai ﷺ itu. Lalu aku pergi ke bandara dan menunggunya.
Saat dia tiba aku menjadi sangat bahagia dan berlari ke arahnya. Dia juga menjadi bahagia. Dan aku berkata, “Allah telah membawa Anda ke sini dengan selamat” Dia setuju dan berkata, “Allah sangat penyayang.”
Aku mengantarnya pulang dengan mobilku. Rumahku disewa dan listriknya hampir terpotong. Dia masuk, duduk dan berkata, “tidak ada yang mendengarkanku. Jika Islamku tetap berada dalam keadaan yang sama, aku takut ia akan musnah. Semua orang sibuk dengan pekerjaan mereka sendiri dan tidak ada yang mengkhawatirkanku atau Islamku.”
“Aku ingin kamu berbagi mimpi yang telah Allah ﷻ tunjukkan padamu. Dan menyebarkan pesanku di antara orang-orang. Aku membawa sebuah alat agar kamu bisa berbagi mimpi dan pesanku. Dan juga beritahu muslim bahwa aku berkata ini. ‘Tidak peduli bagaimana Qasim, adalah dia adalah bagian dari
umatku dan aku tidak membedakan siapapun dari umatku. Dan janganlah (kalian) masuk ke dalam kelompok yang berkata bahwa Islam tidak akan bangkit dari Pakistan. Di dekat hari kiamat, Islam pasti akan bangkit dari suatu tempat terlebih dahulu. Tidak peduli di mana.’” “Yang penting adalah umat Islam akan bersatu lagi. Mereka akan mendapatkan kembali status mereka yang hilang dan Islam akan dipandang di dunia dengan hormat. Bukankah itulah yang seharusnya lebih kita pedulikan? Jadi apa yang buruk dengan itu?” Aku menjawab bahwa tidak peduli seberapa keras atau berbahaya pekerjaan
ini aku akan melakukannya dengan rahmat Allah.
Mendengar hal ini, kegembiraan yang banyak terpancar dari mata Muhammad ﷺ basah. Dia memelukku dan berkata, “Aku percaya kepada Allah ﷻ bahwa kamu tidak akan menolaknya.” Dia menarik napas panjang dan bersyukur kepada Allah. Lalu dia berkata, “Qasim ada peta di kotak ini. Di tanah itulah kamu akan membangun kota Islam yang sebenarnya dengan rahmat Allah. Setelah itu aku akan memanggilmu untuk datang kepadaku dan kemudian memberitahumu apa yang harus dilakukan selanjutnya.” Aku berkata kepadanya, “jangan khawatir! Sekarang Anda beristirahatlah. Pekerjaan ini milikku sekarang dan aku akan melakukannya dengan rahmat Allah. Insyaallah.”
Kemudian dia mulai berdoa kepada Allah ﷻ meminta kesuksesan dan pertolongan untukku. Lalu aku pikir hanya Allah ﷻ yang dapat menolongku sekarang. Tidak mungkin ini dilakukan tanpa pertolongan Allah. Jadi, aku berkata Bismillah dan mulai melakukan pekerjaanku. Aku membuka kotak itu. Dan (di dalamnya) ada sebuah perangkat sejenis tablet, peta, dan sebuah pesan dari Muhammad ﷺ dan ada juga mimpiku untuk dibagi pada orang-orang.
Aku pergi menemui orang-orang besar muslim dengan pesan ini dan mereka menertawakanku. Mereka berkata, “Qasim, pergilah! Lakukan sesuatu yang lain dan jangan buang waktu kami!” Ini membuatku tertekan tapi aku bilang, “tidak, aku sudah berjanji kepada Muhammad ﷺ bahwa aku akan melakukan pekerjaan ini.” Lalu aku buka peta untuk melihat khurasan dan gambar tanah di sebelah timur khurasan
yang mirip dengan Pakistan. Lalu ada sebuah catatan bertuliskan “dekat hari kiamat Anda akan melihat Islam yang sebenarnya menyebar dari suatu tempat di dekat Khurasan. Maka bergabunglah dengannya meski Anda harus merangkak dengan kaki telanjang di atas gunung untuk sampai ke sana.”
Lalu aku mendapat pesan dari seseorang yang berbicara padaku secara rinci tapi dia tidak bisa memahamiku dengan jelas. Aku katakan padanya untuk datang ke rumahku, aku akan menunjukkan sebuah peta. Dia datang dan dia berkata, “ya, aku telah membaca di hadits Muhammad ﷺ bahwa itu bukan tanah khurasan tapi itu tanah di dekat khurasan (the land before khurasan). Dan jika itu benar maka pasukan bendera hitam adalah pasukan tentara Pakistan.”
Lalu aku berkata, “ya, tentara Pakistan adalah tentara terbaik di dunia karena mereka membunuh teroris satu per satu.” Kemudian dia berkata, “kita harus sampaikan pesan ini kepada tentara Pakistan. Kita harus menyelamatkan benteng terakhir Islam.” Aku setuju, “kita harus melakukannya dengan cepat.” Muhammad ﷺ juga berkata, “orang yang membaca pesanku harus memberitahu pesan itu pada
yang lain.” Kemudian orang lain bergabung dengan kami dan kami mulai bekerja berkelompok.
Dan orang lain menyebarkan mimpi dan pesannya dengan sangat cepat. Dan kemudian mereka menyebarkannya ke seluruh dunia dengan rahmat Allah. Dan kemudian orang-orang besar berkata, “kita seharusnya percaya (padanya) sebelumnya.”
yang lain.” Kemudian orang lain bergabung dengan kami dan kami mulai bekerja berkelompok.
Dan orang lain menyebarkan mimpi dan pesannya dengan sangat cepat. Dan kemudian mereka menyebarkannya ke seluruh dunia dengan rahmat Allah. Dan kemudian orang-orang besar berkata, “kita seharusnya percaya (padanya) sebelumnya.”
Aku berkata kepada mereka bahwa, “jika Allah ﷻ tidak pernah bermurah
hati dan tidak membantu kita, kita tidak akan bisa menyelesaikannya”.